Minggu, 26 Mei 2013

Alasannya Kenapa Perempuan Lebih Banyak Bicara daripada Lelaki!

Alasannya Kenapa Perempuan Lebih Banyak Bicara dari pada Lelaki!

APASIH PERBEDANYA OTAK LAKI-LAKI sama PEREMPUAN????



Michael Guriaan dalam bukunya What Could He Be Thinking? How a Man’s Mind Really Works menjelaskan, perbedaan antara otak laki-laki dan perempuan terletak pada ukuran bagian-bagian otak, bagaimana bagian itu berhubungan serta cara kerjanya. Perbedaan mendasar antar keduanya adalah:

  1. Perbedaan spasial

Pada laki-laki otak cenderung berkembang dan memiliki spasial yang lebih kompleks seperti kemampuan perancangan mekanis, pengukuran penentuan arah abstraksi, dan manipulasi benda-benda fisik. Tak heran jika laki-laki suka sekali mengutak-atik kendaraan.

2. Perbedaan verbal
Daerah korteks otak pria lebih banyak tersedot untuk melakukan fungsi-fungsi spasial dan cenderung memberi porsi sedikit pada daerah korteksnya untuk memproduksi dan menggunakan kata-kata. Kumpulan saraf yang menghubungkan otak kiri-kanan atau corpus collosum otak laki-laki lebih kecil seperempat ketimbang otak perempuan.
Bila otak pria hanya menggunakan belahan otak kanan, otak perempuan bisa memaksimalkan keduanya. Itulah mengapa perempuan lebih banyak bicara ketimbang pria. Dalam sebuah penelitian disebutkan, perempuan menggunakan sekitar 20.000 kata per hari, sementara pria hanya 7.000 kata!

Termasuk perempuan bisa memaksimalkan multi tasking-nya, menggendong si kecil, sembari memasak dan menyaksikan sinetron favorit di televisi. Sementara kaum pria, jangan heran kalau mereka tidak mendengarkan panggilan anda ketika tengah menyimak pertandingan bola dari klub favorit atau tengah menyaksikan film kesayangan di televisi.

3. Perbedaan bahan kimia

Otak perempuan lebih banyak mengandung serotonin yang membuatnya bersikap tenang. Tak aneh jika wanita lebih kalem ketika menanggapi ancaman yang melibatkan fisik, sedangkan laki-laki lebih cepat naik pitam. Selain itu, otak perempuan juga memiliki oksitosin, yaitu zat yang mengikat manusia dengan manusia lain atau dengan benda lebih banyak. Dua hal ini mempengaruhi kecenderungan biologis otak pria untuk tidak bertindak lebih dahulu ketimbang bicara. Ini berbeda dengan perempuan.

4. Memori lebih kecil

Pusat memori (hippocampus) pada otak perempuan lebih besar ketimbang pada otak pria. Ini bisa menjawab pertanyaan kenapa bila laki-laki mudah lupa, sementara wanita bisa mengingat segala detail

saya juga pernah membaca dari literatur lain yang membuat pernyataan mengenai judul di atas kurang lebih seperti ini isinya
 
Jangan harap menemukan ketenangan saat sedang berkumpul dengan semua teman perempuan. Ya, rasanya nggak berlebihan jika beberapa orang mengeluarkan pernyataan seperti itu. Walaupun pada kenyataannya tidak semua perempuan banyak bicara, tapi hampir setiap perempuan pada umumnya akan lebih senang berbicara dibandingkan dengan laki-laki.
Sebuah penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Maryland menemukan kenyataan bahwa perempuan berbicara 3 kali lipat lebih banyak daripada laki-laki. Dalam satu hari, rata-rata perempuan mengeluarkan 13.000 sampai 20.000 kata sedangkan laki-laki hanya 7.000 kata. So, nggak heran kan kalau kita nggak pernah merasa kesepian berada di sekliling teman-teman perempuan.
Penelitian tersebut memperlihatkan bahwa salah satu sebab yang membuat perempuan memproduksi kata lebih banyak daripada laki-laki adalah adanya kadar satu jenis protein berlebih dalam otak perempuan yang terkait dengan kemampuan berbicara. Sedangkan pada otak laki-laki kadar protein tersebut berjumlah lebih sedikit.
“Hingga saat ini hasil penelitian tentang kemampuan berbicara antara laki-laki dan perempuan masih menjadi perdebatan. Belum ada satupun penelitian yang bersifat mutlak. Hasil satu penelitian dibantah oleh penelitian lainnya. Jadi, semua hasil penelitian masih harus dilihat berdasarkan tempat penelitian dan kecenderungan budaya sekitar yang memengaruhi,” Kushartanti menjelaskan.
Tapi, ketika ditanya ‘ apakah setuju jika dikatakan perempuan lebih cerewet daripada laki-laki’, perempuan yang biasa disapa Kiki ini pun setuju dan mengiyakan bahwa perempuan memang lebih cerewet dari laki-laki. “Ya, saya setuju jika dikatakan perempuan lebih cerewet dari laki-laki karena memang saya pun merasakannya. Tapi, untuk faktor penentu, saya lebih cenderung menyebut bahwa lingkungan dan budaya yang menjadi penyebabnya. Kita ambil contoh saja di lingkungan terdekat. Biasanya saat kita bertemu laki-laki yang agak aktif berbicara, lingkungan sekitar akan memberika respon, ‘Kok jadi laki-laki cerewet sih’. Hal-hal seperti inilah yang akhirnya membuat laki-laki “seolah” malas untuk berbicara banyak,” ujar Kiki, yang saat ini tengah menyelesaikan disertasi mengenai kemampuan berbahasa perempuan dan laki-laki.
Bukan hanya faktor lingkungan dan budaya yang pada akhirnya membentuk perempuan menjadi ‘makhluk cerewet’ karena ternyata orangtua juga memegang peranan penting. “Tidak bisa dipungkiri, orangtua juga banyak berperan dalam membuat kita (perempuan) menjadi lebih aktif berbicara. Saat masih anak-anak, orangtua (khususnya Ibu) biasanya akan berbicara lebih panjang kepada anak perempuannya daripada saat berbicara pada anak laki-lakinya. Ini juga menjadi salah satu faktor yang membuat perbendaharaan kata perempuan lebih banyak dan membuat kita lebih aktif berbicara. Namun, tidak semua perempuan cerewet dan laki-laki pendiam. Ada juga perempuan pendiam dan laki-laki cerewet. Bahwa pada akhirnya si perempuan pendiam bisa menjadi sosok cerewet pada suatu masa, tentu ada satu faktor yang memicunya untuk menjadi cerewet. Dan itu kembali lagi kepada faktor lingkungan sosial dan budaya,” Kiki kembali menjelaskan.
Sebagai perempuan tentu kita nggak pernah meminta untuk dilahirkan lebih aktif berbicara dibandingkan laki-laki, namun ternyata kondisi sosial, budaya, dan anatomi tubuh mendukung kita untuk lebih produktif berkata-kata. Jadi, nggak perlu menyangkal lagi kan kalau suatu saat ada yang bilang kamu bawel. Selama anugerah cerewet dan bawel yang kita miliki tidak mengganggu orang lain dan justru membawa dampak positif serta keuntungan, rasanya nggak perlu marah kan dengan julukan ‘cerewet’ yang diberikan oleh orang-orang di sekitar.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar